5 Fakta Pendiri Lion Air Rusdi Kirana
AGEN POKER - Pendiri Lion Air, Rusdi Kirana, menjadi sorotan keluarga korban pesawat Lion Air JT610.
Ia dianggap gagal mengurus maspakai penerbangan setelah insiden nahas Lion Air JT610 oleh keluarga korban.
Rusdi Kirana membangun Lion Air bersama saudaranya, Kusnan Kirana pada 1999.
Lion Air dirangcang sebagai bisnis penerbangan dengan biaya murah (low cost).
Lion Air Grup memiliki beberapa penerbangan termasuk Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo (Malaysia) dan Thai Lion Air. qqdomino
1. Awali Bisnis Penerbangan pada 1999
Rusdi mengawali bisnis penerbangan pada Oktober 1999.
Dengan modal awal US$ 10 juta, Rusdi mengagas 'revolusi' dalam dunia penerbangan dengan konsep low cost carrier. qqdomino
2. Pendiri Maskapai Bertarif Murah
Rusdi kemudian dikenal sebagai pendiri Lion Air yang sejak awal memperkenalkan penerbangan bertarif murah.
Lion Air hadir dengan slogan 'Kami membuat masyarakat terbang'.
3. Pemimpin Lion Air Grup
Bisnis penerbangan milik Rusdi tak hanya di Tanah Air.
Bisnis penerbangan Rusdi juga ada di Malaysia dan Thailand.
Lion Air Grup memiliki beberapa penerbangan termasuk Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo di Malaysia dan Thai Lion Air di Thailand. qqdomino
4. Wakil Ketua Umum Partai Politik
Kiprah Rusdi tak hanya di bidang ekonomi tetapi juga politik.
Pada Januari 2014, Rusdi dilantik sebagai sebagai Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa.
5. Duta Besar
Rusdi juga dikenal sebagai Dubes Indonesia untuk Malaysia.
Rusdi dilantik sebagai Dubes Malaysia pada Mei 2017.
Sebelumnya Rusdi juga tercatat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada 2015.
Keluarga Korban Kecewa
Keluarga korban Lion Air JT610 mengaku kecewa berat terkait respon krisis pihak maskapai.
Keluarga korban mengaku tak pernah dihubungi pihak Lion Air terkait krisis indisen jatuhnya pesawat PK-LQP.
Salah satu ayah korban, Johan Ramadhan, mempertanyakan kehadiran pihak Lion Air pada momen krisis setelah kecelakaan pesawat pada Senin (29/10/2018).
Johan Ramadhan tidak pernah sekalipun mendapat kabar dari Lion Air terkait musibah tersebut.
"Saya ingin memberi perhatian kepada Pak Rusdi Kirana (pemilik Lion Air) dan tim."
"Pada saat krisis, saya tidak pernah dihubungi oleh pihak Lion. Jangankan empati, menelepon pun tidak," kata Ayahanda Johan saat sesi konferensi pers di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).
Hal itu disampaikan Johan di hadapan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Kabasarnas Marsdya M Syaugi, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, dan Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi yang hadir pada konferensi pers tersebut.
Selain tak pernah menerima kabar pasca kecelakaan, Johan menyebut pihak Lion Air tak pernah menyampaikan ucapan duka secara langsung kepada keluarga korban di Crisis Center.
"Kami menyampaikan apresiasi kami sebesar-besarnya. Terima kasih sebesar- besarnya kepada Basarnas kami merasa tersanjung dengan evakuasi korban khususnya Pak Syahrul Anto pahlawan kami."
"Tapi tidak untuk Lion, maaf Pak Rusdi Kirana saya anggap gagal," ungkapnya dengan suara bergetar.
Ia langsung meminta pemilik Lion Air, Rusdi Kirana, berdiri menghadap keluarg korban.
"Pak Rusdi mohon kesediaannya berdiri, pak. Saya mau lihat, sejak hari pertama saya tidak tahu seperti apa rupaya," ucapnya.
Tak lama kemudian, Rusdi berdiri dan memberikan salam kepada keluarga korban.
Ia mmenunduk dan menangkupkan tangan layaknya tanda permintaan maaf.
Tak hanya sekali, Rusdi kembali diminta berdiri oleh ayah seorang korban bernama Pangki Pradana Sukandar, Mohamad Bambang Sukandar.
Bambang mendesak Lion Air membenahi manajemennya, agar kejadian nahas tak terulang kembali.
Usai pertemuan, Rusdi lalu bergegas meninggalkan ruangan qqdomino .
Post a Comment